Sabtu, 07 April 2018

Solilokui


Seorang anak sedang memandang dari kejauhan. Aku. Menatap gelisah pada manusia-manusia yang sedang sibuk menebar kata-kata pada halamannya.

Sedangkan aku sibuk pada halamanku sendiri. Oh, benar, itulah yang aku cintai, berbahagia dalam halamanku sendiri. Namun, aku menjadi gelisah dan cemas tak berkesudahan. Aku jarang bisa tenang menikmati bunga-bunga matahari di halamanku.

Bagaimana bisa? Ya, karena manusia lain menanam dan memuja mawar!

Padahal aku tak pernah mempermasalahkan mereka―pemuja mawar. Bahkan aku juga akan memahami jika saja ada yang menanam krisan atau asoka, terserah mereka. Selama tidak menggangguku, aku tak perlu repot dengan urusan halaman orang lain, bukan? Tapi kenapa mereka mengutukku seolah-olah aku salah?

Mengapa mereka menuntutku untuk melakukan segala hal dengan sama? Bukankah hidup ini soal pilihan? Aku tak mengusik dan merusak halaman mereka, jadi mereka juga tidak perlu mengusik dan mencibiri halamanku. Kenapa aku harus mengikuti hasutan mereka? Kenapa aku tak bisa leluasa menikmati halamanku sendiri? Kenapa mereka begitu gelisah pada diriku yang beda hanya karena tak menanam mawar yang sama?

Oh, masyarakat….

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo