“Krek, krek, krrr … plk, plk, plk … ng, ng … ng ….”
―Minuscule Valley of the
Lost Ants
(Oh, sungguh, saya tidak tahu harus mengutip apa dari
film itu.)
Judulnya
Minuscule Valley of the Lost Ants. Ceritanya tentang seekor semut yang terpisah
dari rombongannya. Kemudian terjadi peperangan antara semut hitam dan semut
merah. Di tengah perjalanan si-semut-hilang ia bersahabat dengan seekor kepik.
Em … errrr …
mari saya simpulkan saja. Intinya, film ini menceritakan tentang persahabatan, kerja
sama, dan jangan serakah, jangan mengambil yang bukan hak. Ya, begitulah. Saya
lupa dari mana mendapat film ini. Awalnya saya hanya melihat sekilas isinya,
lalu saya menyimpannya untuk ditonton bareng Adik ketika pulang.
Sesuai rencana,
kami menontonnya dan langsung bengong kolaborasi terpingkal-pingkal. Film ini
sunyi! Ya, bukan sunyi juga sih, karena tetap ada suaranya kok. Hanya saja …
semua tokohnya adalah binatang. Biasa memang, karena kita bisa dengan mudah
menjumpai film dengan tokoh binatang, tapi bisa berbicara seperti manusia.
Kalau yang ini … mereka benar-benar bersuara sesuai dengan kehidupannya. Semut,
kepik, dan serangga lainnya.
Mungkin ini sama
fenomenanya dengan film bisu. Eh, tapi ya enggak juga sih, kalau film bisu kan
enggak ada dialognya, sedangkan ini tetap ada dialog tapi kita enggak mengerti
bahasanya. Itu!
Sepanjang film
tidak ada bahasa atau errr … kata manusia. Kami hanya mendengar
dengungan-dengungan, yah … suara ‘khas’ para binatang itu. Bagian yang juga
membuat kita terpingkal-pingkal adalah pada saat pertempuran antara semut hitam
dan semut merah. Memang kesannya tidak masuk akal, saya dan adik lalu
membayang-bayangkannya “Memang isinya rumah semut seperti itu ya?” lalu
terpingkal-pingkal lagi.
Jadi … faedahnya
adalah … ya itu tadi, sesederhana itu, film ini menceritakan persahabatan,
kerja sama, dan jangan serakah. Itu!
Durasinya kurang
lebih 1 jam 20 menit dan kami bertahan menontonnya hingga akhir. Melelahkan dan
sesekali ada rasa bosan. Terlalu sepi.
Seperti yang
saya katakana tadi, bukannya tidak ada percakapan, ada, banyak malah. Tapi kita
enggak paham bahasanya dan enggak ada subtitle-nya.
Ya iyalah! Siapa yang bisa bikinkan subtitle
film itu?! (kalau memang berdasarkan bahasa semut)
PS: nontonlah
film ini, sangat direkomendasikan!
0 komentar:
Posting Komentar