Minggu, 06 Mei 2018

Dunia Lain dari Semut


“Krek, krek, krrr … plk, plk, plk … ng, ng … ng ….”
―Minuscule Valley of the Lost Ants
(Oh, sungguh, saya tidak tahu harus mengutip apa dari film itu.)

Judulnya Minuscule Valley of the Lost Ants. Ceritanya tentang seekor semut yang terpisah dari rombongannya. Kemudian terjadi peperangan antara semut hitam dan semut merah. Di tengah perjalanan si-semut-hilang ia bersahabat dengan seekor kepik.

Em … errrr … mari saya simpulkan saja. Intinya, film ini menceritakan tentang persahabatan, kerja sama, dan jangan serakah, jangan mengambil yang bukan hak. Ya, begitulah. Saya lupa dari mana mendapat film ini. Awalnya saya hanya melihat sekilas isinya, lalu saya menyimpannya untuk ditonton bareng Adik ketika pulang.

Sesuai rencana, kami menontonnya dan langsung bengong kolaborasi terpingkal-pingkal. Film ini sunyi! Ya, bukan sunyi juga sih, karena tetap ada suaranya kok. Hanya saja … semua tokohnya adalah binatang. Biasa memang, karena kita bisa dengan mudah menjumpai film dengan tokoh binatang, tapi bisa berbicara seperti manusia. Kalau yang ini … mereka benar-benar bersuara sesuai dengan kehidupannya. Semut, kepik, dan serangga lainnya.

Mungkin ini sama fenomenanya dengan film bisu. Eh, tapi ya enggak juga sih, kalau film bisu kan enggak ada dialognya, sedangkan ini tetap ada dialog tapi kita enggak mengerti bahasanya. Itu!

Sepanjang film tidak ada bahasa atau errr … kata manusia. Kami hanya mendengar dengungan-dengungan, yah … suara ‘khas’ para binatang itu. Bagian yang juga membuat kita terpingkal-pingkal adalah pada saat pertempuran antara semut hitam dan semut merah. Memang kesannya tidak masuk akal, saya dan adik lalu membayang-bayangkannya “Memang isinya rumah semut seperti itu ya?” lalu terpingkal-pingkal lagi.

Jadi … faedahnya adalah … ya itu tadi, sesederhana itu, film ini menceritakan persahabatan, kerja sama, dan jangan serakah. Itu!

Durasinya kurang lebih 1 jam 20 menit dan kami bertahan menontonnya hingga akhir. Melelahkan dan sesekali ada rasa bosan. Terlalu sepi.

Seperti yang saya katakana tadi, bukannya tidak ada percakapan, ada, banyak malah. Tapi kita enggak paham bahasanya dan enggak ada subtitle-nya. Ya iyalah! Siapa yang bisa bikinkan subtitle film itu?! (kalau memang berdasarkan bahasa semut)

PS: nontonlah film ini, sangat direkomendasikan!

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo