Rabu, 21 Maret 2018

Selamat Datang dan Selamat Bekerja


Ada rekan baru yang aku miliki. Kami baru berjumpa beberapa hari yang lalu, namun baru kemarin kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih akrab. Aku memiliki ketertarikan terhadap sosoknya, dan aku rasa dia pun begitu.

Aku mengajaknya masuk ke dalam kehidupanku, begitu pun sebaliknya, aku akan mendalami bagaimana karakter dia.

“Uhm, sepertinya aku tertarik padamu. Apa kau bersedia menjadi rekanku yang baru?” Aku tak pandai berbasa-basi, jadi begitulah aku berkata.

“Dengan senang hati,” ujarnya sambil tersenyum.

“Uh… tapi, kamu akan bekerja keras nantinya. Apa kau tetap bersedia?”

“Ya. Aku tetap bersedia.” Dia masih tersenyum hangat padaku. Oh, dia menyenangkan sekali. Lalu kami berjalan dengan bergandengan tangan. Kami sudah saling menerima.

….

Tapi aku juga orang yang mengerti sopan santun, aku memang telah memiliki rekan baru, untuk itu aku merasa perlu memberi ucapan perpisahan dengan sangat lembut dan hangat pada rekan lama. Dia sudah begitu baik padaku, tujuh tahun menjalani hidup bersamanya tentu tak bisa dilupakan, dan kenangan itu tak pantas diabaikan. Diriku banyak berhutang budi padanya.

Lalu kudatangi dia, si rekan lama. Dia menatapku sangat lembut dan bijaksana, rupanya dia sudah paham dengan apa yang akan kukatakan. Dia juga memberikan senyuman hangatnya, oh yeah, dia memang selalu bersahaja. Begitulah dia memesona di mataku. Aku sungguh menyayanginya.

“Sepertinya kau sudah tahu apa yang akan kukatakan,” ujarku ragu.

“Ya. Aku tahu. Bicaralah.”

“Sebenarnya aku sedih, tapi… aku juga merasa bahagia.” Rasa gugupku ini perlu diredakan, lalu aku meraih botol air mineral dan meneguknya. “Bukannya aku ingin kita berpisah selamanya, aku hanya… merasa perlu menjalin hubungan pada sosok lain. Aku sungguh tak nyaman mengatakan ini, tapi, aku sangat menyayangimu.”

“Ya. Aku pun begitu. Senang bisa membantumu selama ini. Aku tahu betapa kau menahan diri sejak dua tahun yang lalu. Aku sangat menghargai kepercayaanmu padaku bahwa aku masih bisa diandalkan.” Dia diam sejenak, aku masih menunggu. “Aku juga harus jujur sekarang. Aku merasa lelah.”

“Ya, terima kasih untuk semuanya. Kau rekan yang sangat baik, senang sudah memilikimu.” Aku menyusut air mata. “Istirahatlah, kawan…. Selamat berhibernasi.”

Lalu kami berpelukan, eraaat sekali.
….

Catatan: Saya mengucapkan selamat datang dan selamat giat bekerja kepada laptop baru. Semangat selalu dan kuatlah menjalani hari-hari bersama saya. Semoga kita langgeng dan bahagia. Peluk cium untukmu :)


















“Oh ya, kau sebut apa aku tadi? Asal kau tahu, aku mendengarnya. Rongsokan?” si rekan lama mengernyit.

“Uhm… untuk itu, a-aku minta maaf.”

1 komentar:

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo