Ada rekan baru yang aku miliki. Kami baru berjumpa
beberapa hari yang lalu, namun baru kemarin kami memutuskan untuk menjalin
hubungan yang lebih akrab. Aku memiliki ketertarikan terhadap sosoknya, dan aku
rasa dia pun begitu.
Aku mengajaknya masuk ke dalam kehidupanku, begitu pun
sebaliknya, aku akan mendalami bagaimana karakter dia.
“Uhm, sepertinya aku tertarik padamu. Apa kau bersedia
menjadi rekanku yang baru?” Aku tak pandai berbasa-basi, jadi begitulah aku
berkata.
“Dengan senang hati,” ujarnya sambil tersenyum.
“Uh… tapi, kamu akan bekerja keras nantinya. Apa kau
tetap bersedia?”
“Ya. Aku tetap bersedia.” Dia masih tersenyum hangat
padaku. Oh, dia menyenangkan sekali. Lalu kami berjalan dengan bergandengan
tangan. Kami sudah saling menerima.
….
Tapi aku juga orang yang mengerti sopan santun, aku
memang telah memiliki rekan baru, untuk itu aku merasa perlu memberi ucapan
perpisahan dengan sangat lembut dan hangat pada rekan lama. Dia sudah begitu
baik padaku, tujuh tahun menjalani hidup bersamanya tentu tak bisa dilupakan,
dan kenangan itu tak pantas diabaikan. Diriku banyak berhutang budi padanya.
Lalu kudatangi dia, si rekan lama. Dia menatapku
sangat lembut dan bijaksana, rupanya dia sudah paham dengan apa yang akan
kukatakan. Dia juga memberikan senyuman hangatnya, oh yeah, dia memang selalu bersahaja. Begitulah dia memesona di
mataku. Aku sungguh menyayanginya.
“Sepertinya kau sudah tahu apa yang akan kukatakan,”
ujarku ragu.
“Ya. Aku tahu. Bicaralah.”
“Sebenarnya aku sedih, tapi… aku juga merasa bahagia.”
Rasa gugupku ini perlu diredakan, lalu aku meraih botol air mineral dan
meneguknya. “Bukannya aku ingin kita berpisah selamanya, aku hanya… merasa
perlu menjalin hubungan pada sosok lain. Aku sungguh tak nyaman mengatakan ini,
tapi, aku sangat menyayangimu.”
“Ya. Aku pun begitu. Senang bisa membantumu selama
ini. Aku tahu betapa kau menahan diri sejak dua tahun yang lalu. Aku sangat
menghargai kepercayaanmu padaku bahwa aku masih bisa diandalkan.” Dia diam
sejenak, aku masih menunggu. “Aku juga harus jujur sekarang. Aku merasa lelah.”
“Ya, terima kasih untuk semuanya. Kau rekan yang
sangat baik, senang sudah memilikimu.” Aku menyusut air mata. “Istirahatlah,
kawan…. Selamat berhibernasi.”
Lalu kami berpelukan, eraaat sekali.
….
Catatan: Saya mengucapkan selamat datang dan selamat
giat bekerja kepada laptop baru. Semangat selalu dan kuatlah menjalani
hari-hari bersama saya. Semoga kita langgeng dan bahagia. Peluk cium untukmu :)
“Oh ya, kau sebut apa aku tadi? Asal kau tahu, aku
mendengarnya. Rongsokan?” si rekan lama mengernyit.
“Uhm… untuk itu, a-aku minta maaf.”
tetap bersyukur dalam hidup
BalasHapus