Selasa, 31 Juli 2018

#s_surat



“Ketika banyak yang menabur kerikil di jalanku,
Aku tidak mempermasalahkannya.
Aku hanya berharap, saat aku tersandung, ada kamu yang menahan tubuhku.
Tak masalah ketika aku tak bisa berenang dan nyaris tenggelam.
Aku harap ada kamu yang sesekali membawaku naik ke permukaan.”
28.02.17 (Ada Kamu)

Kamis, 19 Juli 2018

Mengenal Introver (1)


Introver apaan? Itu dia bisa ketawa ngakak, itu tingkahnya konyol, itu dia cerewet, itu dia bisa jahili orang.

Ya. Memang bisa. Tapi lihat dulu, siapa yang dihadapi? Untuk introver―dalam hal ini saya, untuk tidak menyebut keseluruhan―memang terkadang terlihat seperti orang pada umumnya atau ekstrover. Tapi tidak setiap waktu seperti itu, tergantung siapa yang saya hadapi.

M A U



“Sederhana yang rumit; bertemu dengan orang yang membuatku mau.”
―Eby Tabita, 2018

Belakangan ini saya dan Tante kembali membincangkan tentang mau. Hanya tiga huruf, semua orang tahu maknanya, sederhana. Sebenarnya apa konteks ‘mau’ yang kita maksud?

Selasa, 17 Juli 2018

Gelak Tawa Tengah Malam


Di lingkungan rumah nenek saya ada orang yang sering tertawa tengah malam. Dia memang tidak waras. Sebenarnya bukan hanya saat larut malam, sewaktu-waktu dia bisa tergelak sendirian. Di siang hari tawanya tak terhiraukan, kalah dengan segala deru kendaraan dan kesibukan masyarakat. Namun saat malam hari, suara tawanya bisa terdengar sempurna.

Bahagia Itu Sederhana. Tidak Tahu Cara Isi Token Listrik, Misalnya.

Ya. Selamat terbahak-bahak.

Selasa, 10 Juli 2018

Untuk Apa Aku Pergi Jauh?


Untuk terus merasakan rindu.
Itu?
Begitu?
Benar begitu?
Semakin jauh aku pergi.
Semakin sering aku berpindah.
Semakin aku tidak tahu.
Apa yang telah kulakukan?
Apa yang akan kulakukan?
Apa yang ingin kulakukan?
Apa yang kucari?

___
___
Memangnya, aku pergi dari apa?
Memangnya, aku ada di mana?
Memangnya … aku apa …?

Ingin Jadi Orang Biasa-Biasa Saja



“Aku sungguh ingin jadi orang yang biasa-biasa saja.”

“Huh?” Seorang bocah yang duduk jongkok di sampingnya tampak terkejut dengan omongan mendadak itu.

“Pasti nyaman.”

“Jadi orang yang biasa-biasa saja?” tanyanya.

“Ya. Jadi orang yang biasa-biasa saja.”

“Seperti apa?”

Kembali ke Kendari



Bulan Juni lalu saya kembali ke Kendari. Kota kecil itu masih ‘sama saja’. Dan saya senang masih berkesempatan berada di sana lagi.

Banyak yang saya rindukan tentang Kendari. Saya rindu semua hal tentangnya. Rindu suasana kotanya, rindu dialek orang berbicara, rindu kawan-kawan, rindu kampus, rindu kosan, … rindu kehidupan saya di masa lalu.

Sabtu, 07 Juli 2018

Monolog Favorit



Ada banyak hal yang bisa digemari atau dinikmati dalam sebuah film utuh. Salah satunya adalah monolog yang ada di dalamnya. Saya sangat suka mendengarkan dan menyaksikan monolog para tokoh film atau drama, apalagi genrenya melodrama. Biasanya, ‘jenis’ monolog yang saya suka itu adalah yang diucapkan dalam hati, bukan yang ngomong-ngomong sendiri.

Kalimat yang bagus, suasana yang syahdu, peristiwa yang cocok dan menarik, audio yang pas, juga pengambilan gambar yang tepat. Klop, sampai ke hati.

Berikut film atau drama yang di dalamnya terdapat monolog yang menjadi favorit saya. Saya sebutkan berdasarkan abjad:

Fenomena



“Ah … fenomena ….”

“Sudahlah! Aku sungguh bosan mendengarmu berulang kali menyebut kata itu.” Bocah itu sampai membanting ranting yang dipakainya menggambar ayam di tanah.

“Oh ya? Tapi aku sangat menyukainya. Fenomena ….”

“Tunggu. Dulu, aku tahu ada orang yang begitu menyukai kata ‘temperatur’.”

“Oh ya?”

“Ya. Orang itu menyukainya karena dia baru mengenal kata itu. Jadi sepanjang hari dia begitu mengagumi tentang adanya kata ‘temperatur’ dan terus-menerus mengucapkannya.” Raut si bocah serius sekali, mencoba mengingat hal itu.

“Hm, kedengarannya menarik.”

“Apa kau juga seperti itu?”

“Oh bukan, bukan. Kata ‘fenomena’ bukan hal baru untukku, aku menyukainya karena memang aku menyukainya.”

“Dan kau baru akan berhenti mengucapkannya saat sudah bosan?”

“Aku tidak akan pernah bosan.”

“Aku memang tidak pernah bisa mengerti jalan pikiranmu.”

“Terkadang, ada hal-hal di dunia ini yang bagi sebagian orang begitu mengherankan. Sebagian menganggap biasa saja. Sebagian lainnya tidak pernah tahu.”

“Aku masih tidak mengerti.”

“Karena kau masih kecil.”

“Hei!”
 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo