“Salah satu hadiah ternikmat dari Tuhan adalah
malamnya sakit kepala,
esok paginya ceria.” ―Eby Tabita
Oh, sungguh, itu
nikmat sekali. Ketika pada malam hari kepala rasanya mau pecah. Nyut-nyutan
enggak karuan―apalagi kalau ada tambahan masalah. Yang saya butuh di saat itu
hanyalah ... tidur―yang berkualitas.
Sebelum tidur
biasanya saya membayang-bayangkan, betapa esok pagi saya akan terbangun dengan
sangat sehat. Saya begitu mendambakan kenikmatan itu. Lalu saya akan merebahkan
badan dan menutup mata, lalu mengucapkan perpisahan pada kepala yang sakit.
Keesokan harinya
... benar saja, saya terbangun dengan kepala yang sangat ringan. Biasanya saya
akan bengong sejenak. Merasa-rasakan, menghayati tubuh ini. Di mana ada yang
sakit? Adakah yang aneh? Dan saya mendapat kesimpulan, saya baik-baik saja.
Mata sudah segar, tubuh tidak ada yang sakit atau memar, serta kepala yang
begitu ringan.
Saya lalu
terfokus pada kepala, saya hayati ‘dia’. Rasanya sangat ringan, sangat
baik-baik saja, terasa segar, bahkan ada sensasi mint-nya. Ya, benar, jangan
tertawa! Di kepala saya ada sensasi rasa mint, segar, dingin. Rasanya pengin
lompat-lompat sambil ‘melempar-lemparkan’ kepala yang super duper ringan ini.
Hahahaha.
Selamat siang
menjelang sore, dari saya yang baru saja istirahat menulis resep masakan :p
0 komentar:
Posting Komentar