Sabtu, 18 Agustus 2018

Malam Sakit Kepala, Pagi Ceria



“Salah satu hadiah ternikmat dari Tuhan adalah malamnya sakit kepala,
esok paginya ceria.” ―Eby Tabita

Oh, sungguh, itu nikmat sekali. Ketika pada malam hari kepala rasanya mau pecah. Nyut-nyutan enggak karuan―apalagi kalau ada tambahan masalah. Yang saya butuh di saat itu hanyalah ... tidur―yang berkualitas.

Sebelum tidur biasanya saya membayang-bayangkan, betapa esok pagi saya akan terbangun dengan sangat sehat. Saya begitu mendambakan kenikmatan itu. Lalu saya akan merebahkan badan dan menutup mata, lalu mengucapkan perpisahan pada kepala yang sakit.

Keesokan harinya ... benar saja, saya terbangun dengan kepala yang sangat ringan. Biasanya saya akan bengong sejenak. Merasa-rasakan, menghayati tubuh ini. Di mana ada yang sakit? Adakah yang aneh? Dan saya mendapat kesimpulan, saya baik-baik saja. Mata sudah segar, tubuh tidak ada yang sakit atau memar, serta kepala yang begitu ringan.

Saya lalu terfokus pada kepala, saya hayati ‘dia’. Rasanya sangat ringan, sangat baik-baik saja, terasa segar, bahkan ada sensasi mint-nya. Ya, benar, jangan tertawa! Di kepala saya ada sensasi rasa mint, segar, dingin. Rasanya pengin lompat-lompat sambil ‘melempar-lemparkan’ kepala yang super duper ringan ini. Hahahaha.

Selamat siang menjelang sore, dari saya yang baru saja istirahat menulis resep masakan :p

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo