Sabtu, 24 Maret 2018

Harapan yang Terkabulkan Setelah Misuh-Misuh



Seminggu belakangan saya baru menyadari bahwa ternyata ada satu harapan saya yang terwujud. Berawal dari membaca-baca sekilas tulisan di blog Radar Eby lalu menemukan tulisan saya yang sedang marah-marah. Di akhir tulisan itu saya menyatakan harapan di mana suatu saat nanti yang saya lakukan hanya membaca dan menulis, oh betapa menyenangkannya hari-hari yang seperti itu.

Dan sekarang, tanpa saya sadari, saya telah menjalani kehidupan yang seperti itu. Namun ada tambahannya, selain membaca dan menulis, saya juga belajar dan bekerja. Oh sungguh, kenikmatan yang berlipat ganda. Saya menjadi individu yang bebas (walau tidak tinggal sendiri), sudah tidak terikat dengan urusan kuliah, dan bebas menjalani hal-hal yang saya cintai. Saya menggunakan sangat banyak waktu untuk melakukan hal-hal itu.
Saya pun merasa sangat bahagia sejak memiliki penghasilan sendiri, walau tak seberapa dan tak menentu, tapi saya bisa memenuhi kebutuhan pokok hidup saya dan yang terpenting… saya merasa cukup. Mengingat petuah dari ibu saya “Tidak perlu jadi orang yang kaya, tapi jadilah orang yang cukup.” Nasihat itu terus terngiang-ngiang di kepala saya. Untuk apa jadi orang yang kaya raya tapi tidak pernah merasa cukup? Selalu gila harta, dan sebagian lagi menjadi koruptor? Lebih baik menjadi orang yang merasa ‘cukup’, karena dengan itu menjadikan kita pribadi yang selalu pandai bersyukur. Hidup tenteram dan nyaman.

Intinya, sekarang tanpa uang orang tua lagi saya bisa hidup sendiri. Tinggal dikembangkan lagi agar lebih baik.

Kisah ini sederhana, tapi sangat bermakna bagi saya. Satu minggu yang lalu saya tidak enak badan, batuk-batuk, dan baru kali ini saya begitu merasa bahagia saat sakit. Saya membeli sebotol obat batuk sirup dengan uang saya sendiri. Meminumnya tiga kali sehari dengan begitu nikmat rasanya. Dan saya pikir sakit ini tidak akan berlangsung lama, karena rasa bahagia saya.

Pun saya begitu menghayati ketika saya belanja ke pasar, ketika belanja kebutuhan ini-itu, saya juga memakai uang saya sendiri. Makanan yang masuk ke mulut saya jadi begitu nikmat rasanya, sering kali saya tersenyum-senyum ketika makan. Sebagai seorang anak yang dari lahir sampai tamat kuliah mengandalkan uang dari orang tua, pencapaian sederhana ini sungguh membuat saya terharu.

Diam-diam saya berharap, semoga saya selamanya bisa memilih jalan hidup saya tanpa ada orang lain yang ribut-ribut, dan semoga rasa bahagia dan syukur saya yang sederhana ini tidak pernah terlupakan. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo