Seminggu
belakangan saya baru menyadari bahwa ternyata ada satu harapan saya yang
terwujud. Berawal dari membaca-baca sekilas tulisan di blog Radar Eby lalu menemukan tulisan saya
yang sedang marah-marah. Di akhir tulisan itu saya menyatakan harapan di mana
suatu saat nanti yang saya lakukan hanya membaca dan menulis, oh betapa
menyenangkannya hari-hari yang seperti itu.
Dan sekarang,
tanpa saya sadari, saya telah menjalani kehidupan yang seperti itu. Namun ada
tambahannya, selain membaca dan menulis, saya juga belajar dan bekerja. Oh
sungguh, kenikmatan yang berlipat ganda. Saya menjadi individu yang bebas
(walau tidak tinggal sendiri), sudah tidak terikat dengan urusan kuliah, dan
bebas menjalani hal-hal yang saya cintai. Saya menggunakan sangat banyak waktu
untuk melakukan hal-hal itu.
Saya pun merasa
sangat bahagia sejak memiliki penghasilan sendiri, walau tak seberapa dan tak
menentu, tapi saya bisa memenuhi kebutuhan pokok hidup saya dan yang
terpenting… saya merasa cukup. Mengingat petuah dari ibu saya “Tidak perlu jadi
orang yang kaya, tapi jadilah orang yang cukup.” Nasihat itu terus terngiang-ngiang
di kepala saya. Untuk apa jadi orang yang kaya raya tapi tidak pernah merasa
cukup? Selalu gila harta, dan sebagian lagi menjadi koruptor? Lebih baik
menjadi orang yang merasa ‘cukup’, karena dengan itu menjadikan kita pribadi
yang selalu pandai bersyukur. Hidup tenteram dan nyaman.
Intinya, sekarang
tanpa uang orang tua lagi saya bisa hidup sendiri. Tinggal dikembangkan lagi
agar lebih baik.
Kisah ini
sederhana, tapi sangat bermakna bagi saya. Satu minggu yang lalu saya tidak
enak badan, batuk-batuk, dan baru kali ini saya begitu merasa bahagia saat
sakit. Saya membeli sebotol obat batuk sirup dengan uang saya sendiri.
Meminumnya tiga kali sehari dengan begitu nikmat rasanya. Dan saya pikir sakit
ini tidak akan berlangsung lama, karena rasa bahagia saya.
Pun saya begitu
menghayati ketika saya belanja ke pasar, ketika belanja kebutuhan ini-itu, saya
juga memakai uang saya sendiri. Makanan yang masuk ke mulut saya jadi begitu
nikmat rasanya, sering kali saya tersenyum-senyum ketika makan. Sebagai seorang
anak yang dari lahir sampai tamat kuliah mengandalkan uang dari orang tua, pencapaian
sederhana ini sungguh membuat saya terharu.
Diam-diam saya
berharap, semoga saya selamanya bisa memilih jalan hidup saya tanpa ada orang
lain yang ribut-ribut, dan semoga rasa bahagia dan syukur saya yang sederhana
ini tidak pernah terlupakan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar