Akhir-akhir ini saya semakin pusing. Pusing mikirin
anak. Anaknya siapa? Semua anak di dunia ini.
Belakangan saya disadarkan oleh suatu tulisan
mengenai ancaman perang dunia ketiga, yang katanya kemungkinan besar pemicunya (lagi-lagi)
depopulasi. Lalu saya “pusing” mikirin populasi manusia di bumi ini.
Sejak saya kuliah dan tinggal jauh dari orang tua,
saya selalu terkejut-kejut jika dalam perbincangan di telepon Ibu memberi tahu
suatu kabar. Sudah kegiatan yang wajar kalau Ibu menginformasikan ke saya
tentang kabar atau kejadian baru di rumah atau lingkungan kampung. Namun, dari
berbagai informasi yang disampaikan, ada saja kabar-kabar yang membuat saya terbengong-bengong.
Beberapa waktu lalu si A menikah, lalu si B mau
menikah, beberapa waktu kemudian si C juga menikah, dan seterusnya. Pernikahan
adalah hal yang sangat wajar dan bukan sesuatu yang mengherankan, namun kondisi
dan pemicunya lah yang kadang-kadang membuat miris.
“Si A mau menikah minggu depan,” kata Ibu.
“Loh, emang dia sudah lulus sekolah?” saya bertanya
sambil membayangkan, menghitung-hitung jarak usia saya dengan si A, yang
rasa-rasanya dia itu adik kelas saya yang jaraknya cukup jauh.
“Ya belum. Tapi sudah hamil,” penjelasan Ibu sudah
jadi penutup informasi itu.
“Oalaaah…” lalu saya pusing sejenak.
(Contoh di atas bukan bermaksud menyudutkan siapa
pun. Memang benar banyak terjadi tapi saya hanya menjadikannya sebagai
ilustrasi yang membuat saya jadi “pusing” mikirin anak.)
Di dunia ini ada berapa banyak perempuan usia remaja
yang putus sekolah untuk menikah karena hamil? Oh yeah… apakah mereka punya rencana-rencana masa depan rumah
tangganya? Bagaimana dengan anaknya yang akan lahir sedangkan usianya masih
remaja? Bagaimana segala persiapannya untuk membesarkan anak? Memangnya kehidupan
pernikahan segampang apa?
Sungguh sayang, para remaja yang tidak berpikir
panjang lalu terjerumus dalam hal-hal semacam itu. Mungkin, contoh di atas
mungkin bukan penyebab utama, tapi tetap saja menjadi salah satu penyebab
meledaknya populasi manusia. Lebih penting lagi, bagaimana nasib anak-anak
mereka? Semoga saja mereka lahir dan hidup dengan tenteram dan bahagia.
Oh, populasi manusia sudah sangat mengkhawatirkan,
sungguh gawat, sungguh mengerikan.
Dan,
saya pusing.
0 komentar:
Posting Komentar