Saya itu tidak suka mimpi dalam tidur. Mau mimpi
indah seindah-indahnya kek, mimpi
buruk seburuk-buruknya kek, mimpi
enggak jelas seenggak jelas-enggak jelasnya kek,
bodo amat. Saya tidak suka mimpi.
Urusan mimpi sepertinya cukup panjang untuk
dituliskan. Jadi akan saya tulis lengkap di masa depan nanti, semoga masih
hidup. Untuk sekarang saya ingin menuliskan mimpi yang saya alami tadi malam.
Saya terbangun―entah jam berapa―dengan merasa sangat
capek sekali. Memang, saya tidak ngos-ngosan, tapi refleks ketika tersadar saya
langsung menarik dan mengembuskan napas berat. Lalu perasaan lelah itu masih
menyergap.
Saya bermimpi sedang berada entah di mana, yang
pasti cukup ramai, sepertinya sedang ada acara. Di sana ada beberapa wajah yang
saya kenali, sebagian teman kuliah sebagian lagi teman SMA. Entah bagaimana
awal ceritanya yang pasti saya merasa sedang dipermalukan di sana dan hasilnya
saya benar-benar malu dan terpojokkan oleh tatapan-tatapan jijik banyak orang
di sana.
Karena merasa terkucilkan dan menanggung malu yang
luar biasa, saya memutuskan untuk pergi dari tempat itu dengan berlari. Saya
berusaha lari dengan kencang, namun sebagaimana biasanya dalam mimpi, lari pun
rasanya berat sekali.
Sebelumnya, saat saya hendak berlari, ada seorang
teman pria entah siapa namanya mengetahui kondisi saya―yang sedang dipermalukan
dan ingin lari. Pria itu mengejar saya sambil terus berteriak mengatakan bahwa
dia akan melindungi saya dan semuanya akan baik-baik saja. Oh, kedengarannya
menjanjikan sekali ya. Tapi berkali-kali pula saya mengatakan untuk jangan
mengejar saya, karena tentunya saat sedang dalam masalah kebanyakan kita ingin
menghabiskan waktu sendiri. Begitu pun saya.
Namun pria itu terus mengejar, meminta saya untuk
berhenti. Tapi karena saya benar-benar ingin sendiri dan sedang sangat kacau,
saya sungguh tidak ingin pria itu mendekati saya. Dan entah bagaimana bisa saya
menyadari bahwa pria itu sebenarnya menyukai saya. Jadi wajarkan situasinya?
Ketika saya tertimpa masalah lalu lari untuk menyendiri tapi pria yang menyukai
saya itu hendak menghentikan saya untuk menghibur, melindungi dan memberikan
pundaknya―mungkin.
Berkali-kali dan terus-menerus saya memintanya untuk
berhenti, tapi dia juga kukuh terus mengejar saya. Sekarang situasinya menjadi
semakin buruk untuk saya, bukan hanya lari dari kerumunan orang-orang yang
mempermalukan saya tadi, namun saya juga lari dari kejaran pria itu. Saya
merasa sangat lelah tapi terus berlari, mendadak saya menjadi sangat kesal dan
marah pada pria itu karena tidak menuruti kemauan saya.
Saya terus berlari dan entah berada di mana,
sesekali saya mengelabui pria itu dengan masuk ke semak-semak, berharap dia
terus berlari lurus sementara saya sembunyi di semak-semak. Namun sial, pria
itu selalu menyadari dan terus mencoba menghentikan saya.
Saya berlari lagi, lari terus… berlari dan berlari…
hingga akhirnya saya terbangun.
Perasaan lelah luar biasa langsung menyergap.
Potongan-potongan adegan dalam mimpi masih segar di ingatan―walau mungkin sudah
terhapus sebagiannya. Saya merutuk-rutuk kesal dalam hati sambil memperbaiki
letak selimut.
Hingga tulisan ini saya posting, bayangan mimpi itu masih sering terlintas tanpa saya
menghendakinya. Dan begitu saya mengingatnya, saya merasakan lelah yang begitu
hebat. Dan dalam kasus saya, setiap mimpi yang saya alami efeknya akan masih
jelas terasa hingga beberapa hari berikutnya. Walau akhirnya banyak mimpi yang
berhasil terlupakan, namun masih ada beberapa yang saya ingat bahkan ketika
sudah lama terjadi, misalnya mimpi yang saya alami ketika saya belum masuk
sekolah.
Sebagai catatan, tolong… tolong bagi siapa pun di
dunia nyata maupun dunia mimpi, terutama pria, ketika saya bilang berhenti
tolong berhenti. Karena saya mengatakan yang sesungguhnya, bukan seperti kasus
perempuan lain yang menyimpan kode yang berarti sebaliknya. Please, jangan jadikan drama-drama
romantis itu sebagai panutan. Ketika si wanita kesal dan hendak pergi maka kau
merasa harus mencegahnya, si wanita mengatakan “lepaskan aku!” tapi ternyata
dia memang sangat ingin untuk ditahan. Ketika si wanita lari artinya dia ingin
dikejar. Oh, sungguh, bukan seperti itu!
Sekali lagi, mohon… untuk tidak melakukan itu ke
saya. Ketika saya bilang berhenti, tolong berhenti. Ketika kau melakukannya,
maka saya akan sangat menghargai itu.
0 komentar:
Posting Komentar