Sabtu, 24 Maret 2018

Piknik

Sering kali saya mendapat pertanyaan Sedang apa? atau Sibuk apa? Dan saya bingung menjawabnya. Lalu saya akan menjawab lagi piknik. Hal ini sudah saya terapkan permanen pada ibu saya.

Seperti yang saya bilang tadi, saya bingung menjawabnya, karena begini… aktivitas saya selalu berkisar membaca, menulis, belajar, berpikir, merekap sesuatu, dan menyelesaikan pekerjaan. Semua kegiatan itu saya jadikan satu dalam setiap kesempatan. Pertama membaca buku, lalu ganti membaca di ponsel, terus mengetik sesuatu di laptop, belajar beberapa hal, beralih coret-coret, lalu fokus bekerja, kembali lagi membaca di ponsel, kemudian bengong sambil berpikir, melanjutkan proyek menulis saya, lalu kembali lagi membaca buku, lanjut bekerja lagi, begituuu… terus, saya bisa melakukannya dari pagi sampai pagi lagi.

Ketika di tengah-tengah saya melakukan aktivitas itu kemudian ada yang bertanya saya sedang apa, saya tentu bingung menjawabnya. Kalau kebetulan saat itu saya sedang bengong―sambil berpikir tentunya, kemudian saya menjawab dengan polos “saya sedang bengong” atau yang lebih simpel dan sering dipakai banyak orang “gak ngapa-ngapain”, saya ragu lawan bicara saya akan menganggap saya tidak ada pekerjaan dan sedang sangaaat santai sehingga bisa diganggu seenaknya. Padahal bengong sambil berpikir itu merupakan rangkaian aktivitas lainnya.

Jadi… saya mulai mempraktikkannya pada ibu saya. Ibu adalah sosok wanita yang sopan, dalam derajat keluarga saya adalah anak, tapi Ibu selalu menghargai saya. Sejak saya kuliah di Kendari dulu, ketika ingin menelepon atau membincangkan sesuatu lewat SMS maka Ibu akan bertanya dulu “Sedang apa?”. Ia sengaja bertanya karena jangan sampai saya sedang sibuk, sedang di jalan, sedang ada tamu, atau sedang kuliah.

Sekarang ketika saya sudah selesai kuliah dan merantau lebih jauh dari rumah, dengan aktivitas saya yang macam-macam, maka saya mengemas semua aktivitas yang saya sebutkan di atas dalam satu kata: piknik.

Awalnya Ibu belum terbiasa, waktu itu masih pagi dan Ibu tiba-tiba menelepon tanpa SMS dulu sebelumnya, dan ia bertanya saya sedang apa. Lalu saya jawab, piknik.

“Pagi-pagi? Ke mana?” tanyanya.

“Ibuuu…!” saya gemas karena Ibu lupa dengan kesepakatan sederhana ini.

“Eh iya, lupa.” Lalu tertawa. Namun, Ibu adalah pengecualian, kapan pun ia menelepon tentu akan saya terima dengan sangat baik.

Mungkin kedengarannya aktivitas saya memang simpel dan sepele, namun tidak sesederhana itu dalam pikiran saya. Setiap hari saya belajar menulis; mengetik apa pun, mulai dari stok tulisan blog, surat, sampai yang paling serius ‘mengerjakan novel saya’. Saya juga banyak membaca, selain membaca novel dalam bentuk buku, saya juga membaca banyak tulisan di blog orang lain. Lalu saya bekerja, dalam menyelesaikan pekerjaan ini saya juga banyak belajar, selalu ada hal-hal baru, dan juga menuntut saya selalu membuka-buka buku tertentu―atau mencari tahu di mana pun―untuk membantu penyelesaiannya.

Kalau dipikir-pikir, bisa dibilang saya mengerjakan beberapa hal dalam satu periode; membaca novel, membaca tulisan-tulisan di ponsel, menulis untuk blog dan juga menyiapkan stok konsep tulisan berikutnya, menulis novel saya sendiri, dan bekerja―yang juga ada kaitannya dengan dunia buku. Well, lima hal yang saya lakukan berturut-turut. Ibaratnya seperti menonton lima judul drama Korea sekaligus yang masih on going.

Menonton judul A dan fokus pada ceritanya lalu berhenti di episode 4 karena memang baru sampai di situ. Kemudian beralih ke judul B, fokus lagi tapi baru satu episode yang di-download. Lanjut judul C, masih begitu lagi. Begitu pun judul D dan E. Menonton lima judul drama Korea yang semuanya masih on going?! Terkadang jadi terbentur-bentur di ingatan tentang bagaimana jalan ceritanya. Ketika pertama kali saya menyadari keadaan yang saya alami ini, saya jadi… pusing. Tapi saya tetap melakukannya dengan perlahan dan penuh cinta. Karena saya memang menyukai mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu.

Saya juga sudah bilang bahwa saya juga merekap sesuatu, bukan? Ya… saya merekap banyak catatan beberapa hari sekali atau sesuka saya, kapan pun itu. Mulai dari merekap ratusan isi folder screenshots dari ponsel saya, merekap dari buku-buku yang halamannya saya lipat-lipat, merekap semua catatan di memo ponsel yang saya ketik mendadak, merekap semua hal yang saya simpan di akun Instagram, merekap struk-struk belanja dan tiket/karcis aneka ragam, sampai merekap bahan-bahan pekerjaan.

Jika sudah lama saya tidak melakukannya, maka sudah bisa dipastikan bahwa kegiatan rekap-merekap itu akan membutuhkan waktu hingga berjam-jam. Di waktu-waktu luang saya juga suka merebahkan badan sambil mendengarkan lagu-lagu, atau menonton film yang judul-judulnya saya dapatkan dari hasil merekap.

Intinya, semua aktivitas saya yang kedengarannya sepele itu, membuat saya terus bekerja, melakukan sesuatu dan otak saya juga terus berpikir, belajar dan bekerja, berpikir, belajar dan bekerja… begitu terus. Saya selalu sibuk piknik.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo